Wednesday, June 26, 2019

Beda Sifat Koligatif pada Larutan Nonelektrolit dan pada Larutan Elektrolit

Beda Sifat Koligatif pada Larutan Nonelektrolit dan pada Larutan Elektrolit

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR KIMIA KELAS XII SMA


Hai ..kali ini kita membahas SIFAT KOLIGATIF LARUTAN.

Kompetensi Pengetahuan yang akan dibahas adalah,
"Membedakan sifat koligatif larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit"

Kompetensi Keterampilan yang akan dibahas adalah,
"Menganalisis data percobaan untuk menentukan derajat pengionan"

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarutnya. Sifat koligatif larutanterdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan nonelektrolit.

Baca : larutan elektrolit  dan larutan non elektrolit.

Nah..saatnya kita perhatikan 3 percobaan pembekuan :
pertama, pembekuan air murni (tanpa ada zat lain yang terlarut).
kedua, pembekuan air murni dengan ditambahkan sedikit zat nonelektrolit.
ketiga, pembekuan air murni dengan ditambahkan lebih banyak zat nonelektrolit.

BEBERAPA CONTOH SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

1. ADANYA PERUBAHAN PENURUNAN PADA TITIK BEKU ZAT PELARUT.
Salah satu contoh, 
coba perhatikan perbandingan 3 peristiwa pembekuan,
pertama pada peristiwa pembekuan 1800 gram air (100 mol air), 
kedua pada peristiwa pembekuan yang sebelumnya 1800 gram air dicampurkan / ditambahkan sedikit urea, 0.6 gram urea (0.01 mol urea), 
ketiga pada peristiwa pembekuan yang sebelumnya 1800 gram air dicampurkan  / ditambahkan sedikit 0.585 natrium klorida (0.01 mol NaCl).

Hasil data percobaan,
No Perc  Mol air  Mol urea  Mol NaCl  Titik beku
  -              -             -                 -                 (STP)
1.           100 mol   -                 -                 0 C
2.           100 mol  0,01 mol   -                 - 0,010 C
3.           100 mol   -                0,01 mol   - 0,020 C

Pengamatan hasil percobaan,
1. Pembekuan air saja titik beku air (STP)  membeku pada suhu 0 C
2. Pembekuan air+urea titik bekunya (STP) membeku pada suhu -0,010 C,  di bawah 0 C 
3. Pembekuan air+NaCl titik bekunya (STP) membeku pada suhu -0,020 C, dua kali lebih rendah dari titik beku air+urea.

Kesimpulan yang bisa didapat dari hasil pengamatan pada titik beku zat pelarut,
1) Titik beku pelarut murni air kondisi STP = 0 C
2) Zat urea adalah zat nonelektrolit, tidak bisa terurai dan Zat NaCl adalah zat elektrolit kuat, yang terurai sempurna menjadi 2 ion, masing-masing 0.01 mol ion Na(+) dan 0.01 mol ion Cl(-)
Urea  setelah dilarutkan tetap bentuk Urea
0.01 mol                                                    0.01 mol
NaCl setelah dilarutkan menjadi Na(+) dan Cl(-)
0.01 mol                                     0.01 mol   0,01 mol
Jadi jumlah partikel urea terlarut = 0.01 mol
Dan jumlah partikel NaCl terlarut = 0,02 mol
3) Jika ditambahkan sejumlah partikel urea (0,01 mol) membuat terjadi penurunan titik beku sehingga titik bekunya -0,010 C karena adanya partikel urea yang terlarut sebesar 0.01 mol. Tapi bila ditambahkan sejumlah partikel NaCl (10.01 mol) membuat titik beku semakin dingin/ semakin rendah, titik beku lebih rendah 2 kali dari urea yaitu -0.020 C karena adanya partikel ion yang terlarut sejumlah 0,02 mol  yaitu 0,01 mol Na(+) dan 0,01 mol Cl(-).
4. Adanya partikel yang terlarut membuat titik beku semakin rendah, penurunannya sesuai banyaknya jumlah partikel yang dilarutkan.

Demikianlah yang terjadi pada titik beku. Kejadian ini disebut peristiwa sifat kolihatif larutan pada titik beku.

2. ADANYA PERUBAHAN KENAIKAN PADA TITIK DIDIH ZAT PELARUT.
Nah...berikut ini sifat koligatof apa yang terjadi pada titik didih air, dan bila ditambahkan urea serta ditambahkan NaCl.

Hasil data percobaan,
No Perc  Mol air  Mol urea  Mol NaCl  Titik didih
  -              -             -                 -                 (STP)
1.           100 mol   -                 -             100 C
2.           100 mol  0.01 mol        -         100,003 C
3.           100 mol   -               0,01 mol 100,006 C

Pengamatan hasil percobaan,
1. Pendidihan air saja titik didih air kondisi STP mendidih pada suhu 100 C
2. Pendidihan air+urea titik didihnya (STP) mendidih pada suhu 100,003 C  di atas 100 C
3. Pendidihan air+NaCl titik didihnya (STP) mendidih pada suhu 100,006 C dua kali lebih tinggi kenaikan titik didihnya air+urea.

Kesimpulan yang bisa didapat dari hasil pengamatan pada titik didih zat pelarut,
1) Titik didih pelarut murni air kondisi STP 100 C
2) Zat urea adalah zat nonelektrolit, tidak bisa terurai dan Zat NaCl adalah zat elektrolit kuat, yang terurai sempurna menjadi 2 ion, masing-masing 0,01 mol ion Na(+) dan 0,01 mol ion Cl(-)
Urea  setelah dilarutkan tetap bentuk Urea
0.01 mol                                                    0,01 mol
NaCl setelah dilarutkan menjadi Na(+) dan Cl(-)
0,01 mol                                     0.01 mol   0,01 mol
Jadi jumlah partikel urea terlarut = 0,01 mol
Dan jumlah partikel NaCl terlarut = 0,02 mol
3) Jika ditambahkan sedikit partikel urea (0,01 mol) membuat terjadi kenaikan titik didih 0,003 C, sehingga titik didihnya 100,003 C karena adanya partikel urea yang terlarut sebesar 0,01 mol. Tapi bila ditambahkan sejumlah partikel NaCl (0.01 mol) membuat titik didih lebih panas/ semakin tinggi. Kenaikan titik didih 2 kali dari urea yaitu 0,006 C karena adanya partikel ion yang terlarut sejumlah 0,02 mol  yaitu 0,01 mol Na(+) dan 0,01 mol Cl(-).
4. Adanya partikel yang terlarut membuat titik didih naik, kenaikannya sesuai banyaknya jumlah partikel yang dilarutkan.

Demikianlah yang terjadi pada titik didih Kejadian ini disebut peristiwa sifat kolihatif larutan pada titik didih.

3. ADANYA PERUBAHAN KENAIKAN PADA TITIK DIDIH ZAT PELARUT.
Nah...berikut ini sifat koligatof apa yang terjadi pada titik didih air, dan bila ditambahkan urea serta ditambahkan NaCl.

Hasil data percobaan,
No Perc  Mol air  Mol urea  Mol NaCl  Titik didih
  -              -             -                 -                 (STP)
1.           100 mol   -                 -             100 C
2.           100 mol  0.01 mol        -         100,003 C
3.           100 mol   -               0,01 mol 100,006 C

Pengamatan hasil percobaan,
1. Pendidihan air saja titik didih air kondisi STP mendidih pada suhu 100 C
2. Pendidihan air+urea titik didihnya (STP) mendidih pada suhu 100,003 C  di atas 100 C
3. Pendidihan air+NaCl titik didihnya (STP) mendidih pada suhu 100,006 C dua kali lebih tinggi kenaikan titik didihnya air+urea.

Kesimpulan yang bisa didapat dari hasil pengamatan pada titik didih zat pelarut,
1) Titik didih pelarut murni air kondisi STP 100 C
2) Zat urea adalah zat nonelektrolit, tidak bisa terurai dan Zat NaCl adalah zat elektrolit kuat, yang terurai sempurna menjadi 2 ion, masing-masing 0,01 mol ion Na(+) dan 0,01 mol ion Cl(-)
Urea  setelah dilarutkan tetap bentuk Urea
0.01 mol                                                    0,01 mol
NaCl setelah dilarutkan menjadi Na(+) dan Cl(-)
0,01 mol                                     0.01 mol   0,01 mol
Jadi jumlah partikel urea terlarut = 0,01 mol
Dan jumlah partikel NaCl terlarut = 0,02 mol
3) Jika ditambahkan sedikit partikel urea (0,01 mol) membuat terjadi kenaikan titik didih 0,003 C, sehingga titik didihnya 100,003 C karena adanya partikel urea yang terlarut sebesar 0,01 mol. Tapi bila ditambahkan sejumlah partikel NaCl (0.01 mol) membuat titik didih lebih panas/ semakin tinggi. Kenaikan titik didih 2 kali dari urea yaitu 0,006 C karena adanya partikel ion yang terlarut sejumlah 0,02 mol  yaitu 0,01 mol Na(+) dan 0,01 mol Cl(-).

4. Adanya partikel yang terlarut membuat titik didih naik, kenaikannya sesuai banyaknya jumlah partikel yang dilarutkan.


Demikianlah yang terjadi pada titik didih Kejadian ini disebut peristiwa sifat kolihatif larutan pada titik didih.

No comments:

Post a Comment