Salamat Datang Di Blog Saya "Studying Chemistry-Belajar Kimia"

Sunday, April 14, 2019

Prosedur penggunaan alat laboratorium

1. LABU DESTILASI
    Gambar alat
A.  Deskripsi dan Prinsip
Labu didih adalah alat laboratorium yang terbuat dari gelas (Glass ware) yang berbentuk seperti labu dengan berbagai jenis leher, yaitu ada yang single neck, double neck, dan triple neck. Labu didih ada yang bagian dasarnya berbentuk bundar (round bottom) dan ada juga yang rata (flat bottom).

Labu didih biasanya terbuat dari kaca tahan panas pada suhu 120-300 ‘C. Ukurannya beragam, mulai dari 250 mL sampai 2000 mL. Fungsi labu didih (boiling flask) adalah untuk memanaskan larutan dan menyimpan larutan. Labu didih yang dasarnya berbentuk bundar biasanya digunakan untuk memanaskan bahan, sedangkan yang bawahnya flat selain dapat digunakan untuk memanaskan bahan dapat juga di gunakan untuk menyimpan bahan karena saat diletakan di meja, posisinya akan lebih stabil.
(http://kamusq.blogspot.com/2012/03/labu-didih-boiling-flask-fungsi-labu.html)

Leher labu didih memiliki 3 jenis, yaitu single neck, double neck dan tripple neck. bagian bawah labu didih ada 2 jenis flat dan round bottom. Selain terdiri dari berbagai macam leher labu didih terdiri dari berbagai macam dasar, diantaranya :
boiling flask round bottom
boiling flask flat bottom
(rahma-alchemist.blogspot.com/2009/10/fungsi-peralatan-laboratorium-dasar-1.html?m=1)

B.  Bagian dan Fungsi Labu Didih
Labu didih (boilling flask) terdiri dari 2 bagian, yaitu :
neck atau leher yang berfungsi untuk mengalirkan larutan yang akan ditambahkan ke dalam labu didih atau pun untuk menyambungkan bagian dari alat destilasi dengan labu didih.
tabung yang berfungsi menempatkan larutan yang akan dipanaskan atau akan didestilasi.

C.  Cara Pengoperasian
Sebelum menggunakan labu didih terlebih dahulu labu didih dicuci menggunakan air atau aquades, jangan sampai masih terdapat kotoran di dasar labu didih ketika akan digunakan. Ketika akan memanaskan larutan terlebih dahulu labu didih diisi oleh batu didih. Fungsi dari batu didih sendiri yaitu untuk meratakan panas sehingga panas menjadi homogen pada seluruh bagian larutan dan untuk menghindari titik lewat didih.

D.  Cara Perawatan
Agar tidak terjatuh, pada umumnya labu didih diletakkan atau dihubungkan dengan penampung destilat. Pada pemeriksaan kadar air, labu didih sebaiknya dikeringkan terlebih dahulu.
(http://see-around-theworld.blogspot.com/2011/11/laporan-analitik-pangan-pengenalan-alat.html)
 
E.  Aplikasi
Secara umum labu didih berfungsi sebagai wadah larutan yang sedang dipanaskan atau diuapkan khususnya pemanasan yang dirangkaikan dengan pendingin balik.


2. BURET
    Gambar alat
A.  Skripsi dan prinsip
Buret adalah sebuah peralatan  laboratorium yang terbuat dari gelas  berbentuk silinder seperti pipet besar yang memiliki garis ukur dan sumbat keran pada bagian bawahnya. Buret merupakan peralatan yang sangat penting saat melakukan analisa dengan metode Titrasi.

Menurut fungsinya buret terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
Buret asam ( dengan cerat kaca ) digunakan untuk larutan yang bersifat asam (HNO3, HCl), netral (Tiosulfat) dam larutan pengoksid (KCrO4)
Buret basa digunakan untuk larutan yang bersifat basa seperti NaOH, KOH dll. Memiliki ujung cerat karet dengan bola kaca yang berfungsi mirip seperti keran.
Buret amberglas adalah buret yang terbuat dari bahan kaca yang berwarna coklat atau gelap.Buter ini berfungsi untuk larutan yang mudah teroksidasi oleh cahaya matahari seperti larutan Kalium permanganat atau iodium.

B.  Bagian dan Fungsi

Buret terdiri dari beberapa bagian, di antaranya :
- Keran yang berfungsi untuk membuka dan menutup aliran dari buret
- Tutup merah dengan karet yang berfungsi untuk mengatur pemutaran dari keran agar tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah keran diputar.
- Klep, berbentuk setengah lingkaran agar mudah disambung dengan keran (stopcock).
- Tabung panjang dengan skala yang berfungsi sebagai tempat larutan yang akan digunakan sebagai titran dan untuk menghitung berapa banyak titran yang dipergunakan dalam titrasi.

C.  Cara Pengoperasian
Langkah Kalibrasi Volumetrik – Buret
     1. Klem buret secara vertikal pada
         sebuah support stand (statif),
     2. Klem juga sebuah glass tube di
         dekat buret tersebut.
     3. Isi buret dengan air suling hingga
         tanda 0 / zero mark.
     4. Kucurkan, dan rekam delivery
         time dari zero mark hingga
         graduasi terendah.
     5. Isi kembali buret kira-kira 10 mm
         diatas zerro mark, 
     6. Isi juga test tube dan catat suhu
         air suling yang ada di test tube
         tersebut
     7. Set miniskus pada zero mark,
         dengan menggunakan buret
         keran turunkan level liquid.
     8. Timbang botol kosong.
     9. Buka keran hingga air sedikit di
         atas garis yang dites, dan alirkan
        dengan pelan sehingga
        mendapatkan seting yang akurat.

Jika seting sudah lengkap, cek lagi seting yang ada.
(http://kalibrasi.org/tag/kalibrasi-buret/)

Untuk mengisi buret, tutup keran kolom di bagian bawah dan menggunakan corong. Anda mungkin perlu untuk mengangkat di atas corong sedikit, untuk memungkinkan solusi untuk mengalir secara bebas.

Sebelum titrasi, periksa kondisi buret dengan larutan titran dengan memastikan bahwa larutan dalam buret mengalir dengan bebas. Pemeriksaan dua atau tiga kali akan memastikan bahwa konsentrasi titran tidak akan berubah.

Setelah bahan yang akan di titrasi siap dalam erlenmeyer, dekatkan mulut erlenmeyer tepat di bawah buret. tangan kiri memegang Erlenmeyer, sedang tangan kanan mengontrol kran buret agar aliran cairan yang keluar dari dalam buret meluncur setetes demi setetes. Setelah indikator analisa menampakan warnanya, biasanya titrasi dianggap selesai.  Selanjutnya tinggal menghitung berapa banyak reagen kimia yang digunakan untuk titrasi dengan cara membaca skala yang tertera pada buret.

Ketika membaca buret, mata harus tegak lurus dengan permukaan cairan untuk menghindari kesalahan paralaks. Bahkan ketebalan garis ukur juga mempengaruhi; bagian bawah meniskus cairan harus menyentuh bagian atas garis. Kaidah yang umumnya digunakan adalah dengan menambahkan 0,02 mL jika bagian bawah meniskus menyentuh bagian bawah garis ukur. Oleh karena presisinya yang tinggi, satu tetes cairan yang menggantung pada ujung buret harus ditransfer ke labu penerima, biasanya dengan menyentuh tetasan itu ke sisi labu dan membilasnya ke dalam larutan dengan pelarut.

D.  Cara Perawatan
Agar buret tetap berfungsi dengan baik seperti kondisi sebelumnya, aktivitas pemeliharaan yang dapat dilakukan adalah:
Biasakan sebelum dan sesudah mereaksikan bahan kimia menggunakan buret, buret harus selalu dibilas menggunakan akuades dan atau bahan kimia itu sendiri. Cara mencuci dan membilas buret adalah membongkar cerat dan bersihkan menggunakan sabun atau akuades, hal ini bertujuan agar dalam percobaan tidak terdapat residu yang masih tersisa dari percobaan sebelumnya dan menggagalkan percobaan. Sedangkan, sesudahnya buret pun dibilas dengan akuades agar buret bersih, tidak mengerak dan tidak mengontaminasi percobaan selanjutnya.
Dalam penyimpanan, buret sebaiknya diletakkan secara vertikal dan corong dalam keadaan terbuka. Hal ini bertujuan agar pembilas (akuades) yang masih tersisa dapat keluar dengan mudah dan tidak membentuk kerak di dalam buret.

E.  Aplikasi
Buret berfungsi untuk meneteskan sejumlah reagen cair dalam eksperimen yang memerlukan presisi, seperti pada eksperimen titrasi. Buret sangatlah akurat, buret kelas A memiliki akurasi sampai dengan ± 0,05 cm3. Oleh karena presisi buret yang tinggi, kehati-hatian pengukuran volume dengan buret sangatlah penting untuk menghindari kesalahan sistematik.
Larutan asam menggunakan buret asam yang memiliki cerat kaca.
Larutan basa menggunakan buret basa yang memiliki cerat karet.
Larutan sensitive cahaya menggunakan buret amberglas berbahan kaca yang berwarna coklat atau gelap.


3. DISTILLING FLASK
    Gambar alat,
Deskripsi dan Prinsip
Destilling flask atau labu destilasi merupakan alat laboratorium kimia maupun biologi yang terbuat dari bahan kaca (glassware) dengan dasar melingkar yang berfungsi untuk destilasi larutan. Terbuat dari bahan borosilikat, berlengan dan kapasitas 125, dilengkapi karet penutup berlubang kira kira 6 mm. Labu distilat biasanya terbuat dari kaca untuk inertness kimia, dan yang terbaru biasanya terbuat dari kaca tahan panas borosilikat. Labu distilat dalam berbagai ukuran, mulai dari 5 sampai 20 mL L, dengan ukuran biasanya tertulis di kaca. Taper standar 24/40 adalah umum untuk 250 mL atau labu besar, sedangkan ukuran yang lebih kecil seperti 14 atau 19 digunakan untuk botol kecil.
Karena alas bulat, cincin gabus diperlukan untuk menjaga termos alas bulat tegak. Ketika digunakan, labu alas bulat biasanya diadakan di leher dengan klem pada berdiri.
(http://teklab4.blogspot.com/2012/09/alat-gelas-laboratorium.html)
(http://en.m.wikipedia.org/wiki/round-bottom_flask)

B. Bagian dan Fungsi Labu Didih
Labu distilasi (distilling flask) terdiri dari:
Pada bagian atas terdapat karet penutup dengan sebuah lubang sebagai tempat termometer.
Labu bawah yang berfungsi menempatkan larutan yang akan didestilasi.

C. Cara Pengoperasian
Sebelum menggunakan labu destilasi terlebih dahulu labu dicuci menggunakan air atau aquades, jangan sampai masih terdapat kotoran di dasar labu ketika akan digunakan. Kemudian larutan sampel dimasukkan ke dalam labu melalui bibir atas isi zat dalam labu paling banyak 2/3 bagian labu, setelah selesai memasukkan sampel tutup dengan karet penutup yang disertai thermometer di sebuah lubang di atas tutup. Lalu hubungkan dengan alat destilasi.

D. Cara Perawatan
Labu destilasi sebaiknya di simpan di tempat yang tidak disatukan dengan alat kimia yang terbuat dari logam dan juga jangan di simpan di tempat yang terlalu tinggi. Perawatannya harus di cuci sebelum dipakai dan dicuci kembali sesudah dipakai,bila labu labu destilasi terdapat banyak kotoran segara dibersihkan karena itu akan menyebabkan antiklimaks pada saat digunakan.
E. Aplikasi
Sebagai wadah atau tempat suatu campuran zat cair yang akan didistilasi. Terdiri dari :
a) Labu dasar bulat
b) Labu erlenmeyer khusus untuk distilasi atau refluks.
(http://kimia-industry.blogspot.com/2011/10/komponen-destilasi.html)

4. Labu Ukur 
    Gambar alat

A.  Deskripsi
      Labu ukur adalah peralatan gelas laboratorium yang berbentuk seperti buah pear,  memiliki bagian bawah datar dan bulat dengan leher yang panjang. Labu ukur biasanya terbuat dari gelas atau plastik, hal ini ditujukan agar isi dalam labu ukur dapat terlihat (transparent). Mulut pada labu ukur digunakan untuk menampung lebih banyak cairan. Tutup terbuat dari plastik. Bagian perut pada labu ukur yang ter
   bu ukur biasanya terbuat dari gelas atau plastic,hal ini ditujukan agar isi dalam labu ukur dapat terlihat (transparent).Mulut pada labu ukur digunakan untuk menampung tutup yang terbuat dari plastic.Bagian Perut pada labu ukur yang berbentuk bulat terdapat garis-garis ukur yang melingkar,hal ini ditujukan untuk memudahkan dalam melakukan perhitungan volume labu ukur.

Labu ukur memiliki bermacam volume dari yang paling kecil 1ml sampai dengan yang terbesar 1000ml.Labu ukur bisasanya digunakan unutk mengencerkan atau melarutkan zat kimia sebelum dilakukan penelitian.Biasanya zat yang diencerkan adalah zat kimia yang berkarakter terlalu pekat.

Ingin menyiapkan larutan dengan konsentrasi dan jumlah yang pasti disertai keakuratan yang tinggi? Labuukur atau takar, jawabannya. Alat gelas kimia yang satu ini sangat cocok untuk menyiapkan larutan dalam kimia analitik dengan konsentrasi dan jumlah yang diketahui pasti dengan keakuratan yang sangat tinggi. Labu ukur dapat Anda gunakan untuk mengukur sesuatu dengan keakuratan yang tinggi karena pada bagian lehernya terdapat lingkaran graduasi, volume, toleransi, suhu kalibrasi dan kelas gelas

Equipment (Peralatan):
Autoclave
Fungsi : Untuk mensterilkan alat dan bahan.
Cara Kerja :
Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoclave. Jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut. Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol bertutup ulir, maka tutup harus dikendorkan.
Tutup autoclave dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap yang keluar dari bibir autoclave. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu.
Nyalakan autoclave, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121oC.
Tunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoclave dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15’ dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen turun hingga   sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan isi autoclave dengan hati-hati.

Inkubator :
Fungsi : Tempat menyimpan hasil penanaman mikroba.
Cara Kerja :
Hubungkan kabel power ke stop kontak.
Putar tombol power ke arah kiri (lampu power hijau menyala).
Atur suhu dalam incubator dengan menekan tombol set.
Sambil menekan tombol set, putarlah  tombol di sebeklah kanan atas tombol set hingga   mnencapai suhu yang di inginkan.
Setelah suhu yang diinginkan selesai diatur, lepaskan tombol set.
Inkubator akan menyesuaikan setingan suhu secara otomatis setelah beberapa menit.

Magnetik Stirer:
Fungsi : Untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan.
Cara Kerja :
Tombol logam untuk menghidupkan alat.
Ambil stirer  ( batang magnet) dan masukkan pada larutan (di tempatkan dalam erlenmeyer/ beaker glass) yang akan di homogenkan.
Letakkan tepat di bagian tengah papan besi dengan hati-hati.
Ubah tombol di sebelah kanan untuk mengatur kecepatan( lihat tanda panah).
Ubah tombol di sebelah kiri untuk mengatur suhu.
Waktu penggunaan di sesuaikan dengan kebutuhan.
Setelah selesai, tombol kecepatan dan suhu di-0 kan kemudian matikan alat.
Ambil batang magnet dari larutan yang telah homogen,cuci dan letakkan kembali di atas papan besi.

Gelas ukur

Fungsi :
Fungsi gelas ukur adalah sebagai alat untuk mengukur volume larutan, mulai Dari volume 10 mL hingga 2 L. Gelas ukur terbuat dari pops dan terbuat dari bahan plastik (polipropilen)  yang dilengkapi dengan bagian bawah yang lebar, seperti kaki untuk menambah kestabilan gelas ukur.



Bahan-bahan Kimia :
Benzena
Rumus Molekul : C6H6
Bentuk : Cairan
Peringatan :
-      Mudah terbakar
-          Iritasi bila terkena mata dan kulit
-          Bahaya bila terhiru dan tertelan
Penanganan :
-      Terhirup: pindahkan ke tempat yang berudara segar, jika tidak bernafas beri pernafasan     buatan, bila kesulitan bernafas beri oksigen. Segera beri tindakan medis.
-          Terkena mata: segera basuh dengan air yang banyak min 15 menit. Beri tindakan medis.
-          Terkena kulit: segera basuh kulit dengan air yang banyak, segera beri tindakan medis.
-          Tertelan: segera hubungi dokter. Jangan paksakan muntah kecuali tim medis yang mengarahkan, jangan beri apapun melalui mulut jika korban tidak sadar.

2. Toluena
Rumus Molekul : C7H8 atau C5-H5-CH3
Bentuk : Cairan
Peringatan :
-      Mudah terbakar
-          Iritasi bila terkena mata dan kulit
-          Bahaya bila terhirup dan tertelan




Penanganan :
-          Terhirup: pindahkan ke tempat yang berudara segar, jika tidak bernafas beri pernafasan buatan, bila kesulitan bernafas beri oksigen. Segera beri tindakan medis.
-          Terkena mata: segera basuh dengan air yang banyak min 15 menit. Beri tindakan medis.
-          Terkena kulit: segera basuh kulit dengan air yang banyak, segera beri tindakan medis.
-          Tertelan: segera hubungi dokter. Jangan paksakan muntah kecuali tim medis yang mengarahkannya, jangan beri apapun melalui mulut jika korban tidak sadar.

Etanol atau Etil Alkohol
Rumus Molekul : C2H5OH
Bentuk : Cairan
Peringatan :
-          Mudah terbakar baik dalam liquid maupun uap
-          Iritasi bila terkena mata dan kulit
-          Bahaya bila terhirup dan tertelan
Penanganan :
-     Terhirup: pindahkan ke tempat yang berudara segar, jika tidak bernafas beri pernafasan buatan (jangan meleui mulut ke mulut), bila kesulitan bernafas beri oksigen. Segera beri tindakan medis.
-          Terkena mata: segera basuh dengan air yang banyak min 15 menit. Beri tindakan medis.
-          Terkena kulit: segera basuh dengan air yang banyak min 15 menit, segera beri tindakan medis. Bilas dengan sabun dan air.
-          Tertelan: jangan paksakan muntah. Bila korban sadar, beri 2-4 cangkir susu/air.  Jangan beri apapun melalui mulut jika korban tidak sadar. Segera beri tindakan medis.


















No comments:

Post a Comment